Jumat, 11 Januari 2013

Khotbah Pemberkatan Nikah


Mazmur ini mengungkapkan rasa syukur dan pujian kepada Tuhan atas semua keuntungan dan berkat yang telah dilimpahkan-Nya atas umat perjanjian yang percaya. Jangan sekali-kali kita melupakan kebaikan Allah kepada kita (bd. Ul 8:12-14; 2Taw 32:25) atau gagal untuk berterima kasih atas berkat-berkat-Nya yang dicurahkan kepada kita melalui Roh Kudus
Kidung ini memuji Tuhan karena kebaikan dan belaskasihanNya selaku Bapa. Dalam jumlah Maz 103:22, Maz 103:1-2, meluhurkan belas kasihan Allah yang sudah dialaminya, Maz 103:3-5. lalu ia memasyhurkan karunia yang dianugerahkan Tuhan kepada UmatNya, Maz 103:6-10; besarnya belaskasihan dan kebaikan Tuhan dibandingkan dengan kefanaan manusia, Maz 103:11-18. Akhirnya para malaikat dan dunia semesta diajak supaya memuji Tuhan Maz 103:19-22.
Lagu pujian ini meluhurkan kebaikan dan belaskasihan Allah yang berbuat selaku bapa. Pemazmur mengajak dirinya sendiri (Maz 103:1), lalu memujji kebaikan Allah seperti nampak dalam hidupnya sendiri (Maz 103:3-5); kebaikanNya terhadap umat seluruhnya (Maz 103:6-10). Kemurahan dan kebaikan Allah ini melebihi semua dan tidak selaras dengan rapuhnja manusia (Maz 103:11-18). Maka pemazmur mengundang semua mahluk lainnyapun, agar mereka ikut serta memuji Allah, sebagai Raja  (Maz 103:19-22).
Mazmur pada dasarnya bersifat liturgis atau berhubungan dengan tata ibadah. Penekanannya adalah pada ibadah umat Allah ketika mereka mempersembahkan pujian-pujian dan ucapan syukur, yang bentuknya cocok untuk ibadah di Bait Suci. Nama perjanjian untuk Allah, yakni Yahweh,
Tampaknya nyanyian ini merupakan ekspresi seseorang, kendatipun di sini beberapa penafsir menemukan suara bersama. Pemazmur, pertama-tama berusaha mengobarkan semangatnya sendiri untuk mempersembahkan pujian dan ucapan syukur kepada Allah, kemudian semangat orang lain. Kata-katanya tidak mengandung dukacita, keluhan, atau kesedihan. Cara ekspresi dan kedalaman wawasan seperti itu adalah luar biasa bagi orang yang hidup sebelum Kristus.
Ini merupakan pujian secara pribadi atas berkat-berkat Tuhan yang ia terima. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pertama-tama, pemazmur menyampaikan nasihat bagi dirinya sendiri. Yang dimaksud oleh pemazmur dengan. jiwa (nepesh), dan juga ekspresi serupa itu - segenap batinku, ialah seluruh kehidupannya. Kini dia mengobarkan batinnya sendiri untuk mengingat kebaikan-kebaikan yang diterimanya. Perhatikan kekuatan dalam kata-kata kerja - mengampuni, menyembuhkan, menebus, memahkotai, memuaskan, dan membaharui.
Pujilah Tuhan atas kasih setia-Nya Zaman sekarang sulit menjumpai orang yang tulus hati di dalam memuji. Kebanyakan pujian hanya berupa lips.
Pujilah kasih setia Tuhan, hai jiwaku. Tidak tahu berterima kasih adalah sikap yang menunjukkan kedangkalan orang menerima sesuatu yang baik.
Kasih Allah yang besar. Beban kehidupan yang kita alami kadang membuat kita mudah berkecil hati dan mengeluh.
Topik Teologia: Mzm 103:2. Allah yang Berpribadi Atribut-Atribut Allah Allah itu Penyayang Kel 33:19 Kel 34:6 Ula 30:2-3 2Ra 13:23 2Ta 30:9 Neh 9:17 Maz 8

1 komentar: